Promo atau welcome store


jejak kaki

Lukisan figuratif tertua ditemukan di sebuah gua di Indonesia. Tepatnya di Leang Bulu Sipong 4, Sulawesi Selatan.

Guratan panel itu lebarnya hampir 5 meter. Tergambar di dinding, gua hewan endemik setempat, anoa dan babi hutan. Di samping hewan-hewan ini, ada sosok yang lebih kecil. Terlihat seperti manusia, tapi memiliki penampakan seperti satwa dengan adanya ekor dan moncong. 

Pesta perburuan. Demikian para peneliti yang menemukannya dan menamainya. Mereka menyimpulkan, lukisan gua itu digambar sekitar 44 ribu tahun yang lalu. Tak heran, temuan ini berpotensi "menulis ulang" sejarah. Asal-usul seni di dunia. 

Sebelumnya, riwayat peradaban "manusia melukis" diklaim bangsa Eropa. Gurat lukisan dalam Gua Chauvet di Prancis, misalnya, diperkirakan berumur 37 ribu tahun. 

Namun, beberapa tahun lalu, sekelompok ilmuwan asing mulai meneliti lukisan-lukisan gua di Indonesia. Mereka mendapati, lukisan gua di Sulawesi jauh lebih tua. 

"Ini temuan yang sangat mengejutkan," ujar Adam Brumm, arkeolog Griffith University, Australia, yang menggunakan teknik analisis rangkaian-uranium untuk menentukan umur lukisan. 

Lukisan-lukisan itu memang bukan hal baru, baik bagi warga lokal maupun bagi sejarah negeri ini. Namun, Brumm menekankan, "Tak ada yang menyangka usianya akan setua itu."

Temuan pertama mengarahkan Brumm dan tim-arkeolog Maxime Aubert dan Adhi Agus Oktaviana-mencari lebih banyak kemungkinan. Hingga akhirnya mereka menemukan sesuatu yang mengejutkan. Yakni, skena perburuan besar-besaran yang membentang sekira 16 kaki di dinding gua. 

Inilah seni figuratif tertua itu, yang kemudian dikaitkan dengan keberadaan manusia modern paling awal. Pengungkapan ini pun dipublikasikan di jurnal Nature.

Cerita dalam lukisan lumayan kompleks. Anoa dan babi hutan berlari dikejar pemburu bertubuh mungil yang berbekal tombak dan tali. "Mirip manusia, tapi ada beberapa karakteristik yang membuat mereka menyerupai hewan," kata Brumm. 

Ada gambar manusia yang memiliki kepala seperti burung, sementara lainnya punya ekor. Brumm meyakini, penggambaran ini merupakan sinyalemen kepercayaan spiritual manusia pada zaman itu. Manusia purba dikatakan mampu membayangkan hal-hal yang tak pernah mereka lihat sebelumnya. 

"Bahwa hal-hal yang berbau supranatural itu nyata adanya," kata dia.

Temuan ini di sisi lain merupakan bukti kemajuan teknologi. Pakar paleoantropologi Universitas Victoria Genevieve von Petzinger mengatakan, segala upaya penemuan di bidangnya semakin cepat berkat adanya teknologi mutakhir.

"Pada akhirnya, kita memahami betapa selama ini kita meremehkan kapasitas leluhur kita," ujarnya. 

Genevieve mengungkapkan, lukisan gua tertua di Eropa dan Asia sejatinya memiliki elemen umum. Ia menilai, lukisan yang lebih tua kemungkinan berada di tempat asal dua bangsa itu. "Secara personal saya kira nenek moyang kita sudah mengenal karya seni sebelum mereka hijrah dari Afrika," tuturnya.

Meski belum ada data pendukung, Brum mengaku memiliki firasat yang sama. Hanya saja, masalah baru muncul yakni kondisi lukisan gua yang cepat rusak dan pudar. Para ilmuwan masih mencari tahu penyebabnya. Bisa jadi suhu atau perubahan iklim.

"Temuan ini penting dan merupakan bagian dari kisah manusia, tapi kehancurannya di depan mata. Siapa tahu masih ada seni lukis gua lainnya di luar sana? Dan, itu semua bisa mengubah pemahaman kita tentang evolusi manusia," kata Brumm.

Artefak Zaman Klasik

Lukisan gua boleh jadi jejak peradaban awal manusia. Namun, masih ada jejak peradaban lain yang ditemukan di negeri ini. Seperti hasil penggalian yang dilakukan arkeolog Prancis Daniel Perret. 

Proyek ekskavasi Indonesia-Prancis ini berujung pada beberapa temuan penting. Salah satunya adalah di wilayah Bukit Hasang, Sumatera Utara.

Di sana, Daniel menemukan 181.639 artefak yang terbagi atas 138 ribu earthenware, 86 glazed earthenware, 41.602 stoneware dan porselen, 1.217 glassware, 236 glass beads, 16 glasa (kalung), 371 potongan besi, 78 potongan perunggu, dua emas, satu lead, satu perak, 23 koin China, tiga kalung batu, dan tiga kontainer kecil dari batu.

"Beberapa tinggalan berasal dari daerah Arab, seperti Iran. Ada juga pottery dari India, koin China. Kontainer batu ini dilihat juga berasal dari Jazirah Arab, sekitar Arabic Peninsula," ujar Daniel di Jakarta, Rabu (4/12).

Ekskavasi bukan perkara mudah. Banyak hal yang membuat kerjanya tak maksimal. Termasuk perizinan. "Banyak lahan di sini dimiliki oleh masyarakat pribadi. Jadi, kami harus izin satu per satu terlebih dahulu," jelasnya.

Daniel juga sempat melakukan ekskavasi di daerah Padang Lawas. Di wilayah ini ia menemukan beberapa tinggalan yang diduga bekas permukiman, sebab ditemukan banyak batu kecil dan gravel (makadam) saat melakukan ekskavasi. 

"Tempat ini sekitar 12 jam dari Medan. Di sini kami menemukan banyak earthware, keramik, dan indikasi pemukiman," ungkapnya.

Tidak hanya dua tempat itu saja yang menjadi fokus dalam ekskavasi yang dilakukannya. Daniel juga melakukan penelitian di Situs Kota Cina. Dalam situs ini, ia menemukan 218.984 artefak. Uniknya, Daniel juga berhasil menemukan ekofak (artefak dari makhluk hidup).

"Di Kota Cina banyak ditemukan kerang yang merupakan hasil dari produk memasak. Ini menjadi indikasi kalau ada permukiman di tempat ini dulu. Di tempat ini pula tinggalan organik dapat terpreservasi dengan baik. Terbukti ada banyak tinggalan kayu. Ada juga tali dari tanaman jenis palm sugar. Bahkan ada yang masih terikat ke batang kayu," terangnya.

Selain melakukan penggalian, Daniel juga menemukan adanya pengaruh budaya asing yang terjadi di wilayah Sumatera Utara sejak dahulu kala. Ini dilihat setelah ia meneliti batu nisan yang terdapat di pemakaman Islam.

"Dari tipologi, batu nisan ini berasal dari abad ke-14 hingga ke-15. Ada bahasa Arab dengan pengaruh Persia di inskripsinya. Ada juga bahasa Malay dan juga nama-nama yang diduga dari China. Mungkin berasal dari komunitas Muslim China di Bengal," kata Daniel.

"Saya dapat mengatakan bahwa Sumatera Utara mungkin menjadi tempat pendokumentasian terbaik dalam konteks permukiman zaman (klasik) dahulu," 
imbuhnya. 



Jaman sekarang sudah antimainstream dengan kado yang biasa. ada banyak pilihan kado unik untuk berbagai kegiatan. contoh lukis kayu unik dari jejakita bisa untuk wisuda, kado unik, kado wedding

kado birthday

kado wisuda

pesanHOTLINE Hubungi Kami di Contact
antarPENGIRIMAN dengan Kurir Terpercaya



Related Product :

0 komentar:

Tulis Review

 
2016 Cincin nikah koe | Blogger Templates
Tips SEO Blogspot